Senin, 27 Mei 2013

Mendaftar AsLab (Asisten Laboratorium)

Memasuki akhir semester 4, ternyata ada beberapa lowongan pekerjaan di kampus. Ada 3 lowongan yang dibuka yaitu AsLab SI (Sistem Informasi), AsLab FisDas (Fisika Dasar) ini dibuka setahun sekali, dan Barcode sama seperti AsLab FisDas, ini juga dibuka setahun sekali. Berbeda dengan AsLab FisDas dan Barcode, untuk lowongan AsLab SI selalu ada disetiap semester dengan syarat telah terdaftar sebagai mahasiswa/i Gunadarma minimal 4 semester.

Pada awalnya saya memang tidak berniat untuk menjadi seorang AsLab entah itu SI maupun FisDas, tapi yang saya incar adalah Barcode, karena menurut saya pekerjaan tersebut tidak terlalu repot, hanya menginput NPM mahasiswa/i, itu kata teman saya. Tapi apa salahnya untuk mencoba, berhubung pendaftaran AsLab SI dan Barcode hampir bersamaan, saya mencoba keduanya. Dan setelah mengetahui tanggal test-nya, ternyata tanggalnya pun bersamaan dengan AsLab SI dan Barcode. Saya langsung mengambil keputusan, untuk mencoba AsLab SI dulu, semester depan baru Barcode (masih belum tahu, kalau Barcode buka setahun sekali).

Saat briefing, ternyata ada perubahan, tanggal test-nya diundur, kalau begitu saya seharusnya bisa untuk mendaftar di Barcode, tapi sayangnya pendaftaran di Barcode telah tutup, untuk yang satu ini saya benar-benar menyesal, apalagi setelah mengetahui lowongan di Barcode hanya dibuka setahun sekali. Oke.. lupakan masalah Barcode, kembali ke test menjadi AsLab SI. Untuk test-nya ternyata ada 3 tahap, yaitu: 
  1. Test programming, untuk test ini sebelumnya diundi terlebih dahulu, saya mendapat bahasa pemrograman Pascal dan Java. Pascal mungkin bisa, karena saat semester 2 pernah dipelajari, tapi kalau Java... entahlah katanya sih, mirip-mirip C++.
  2. Tutor, test ini seperti mengajar biasa, dan dibebaskan dalam memilih bahasa pemrograman sesuai dengan undian sebelumnya. Karena saya mendapat Pascal dan Java, maka saya memilih Pascal, dalam test tutor ini ternyata dibagi dua, sebagian tutor di Lab A, sebagian lagi di Lab B, dan saya mendapat test tutor diLab B. Karena saya melakukan interview terlebih dahulu, maka saya test tutornya terakhir, dan kata teman saya yang sudah test tutor 'programnya bebas ko, tapi memang ditentukan apakah itu looping (perulangan) atau kondisi'. Kalau seperti itu, saya tau program sederhananya, dan insyaAllah bisa menjelaskan dengan lancar. Tapi, kenyataannya ternyata aturan dari penguji di Lab A dan Lab B berbeda, saat saya tutor ternyata disuruh menjelaskan program saat test programming sebelumnya, (ketiga test ini, dilakukan dalam satu hari),  paniklah saat tutor dan kacau sekali.
  3. Interview, untuk test ini, bisa dibilang paling lancar diantara kedua test sebelumnya, hahaa..
Mengambil kesimpulan dari kedua test yang cukup penting dan tidak berjalan lancar, maka sesuai dugaan saya tidak diterima menjadi AsLab. Mungkin karena dari awal saya juga tidak berniat, maka hasilnya pun negatif.


Tadinya sih, tidak mau lagi untuk mengikuti test-test lowongan kerja di kampus, inginnya fokus kuliah. Tapi, tiba-tiba, teringat kembali rencana awal jika kuliah di Universitas Swasta, yaitu 'kuliah sambil kerja'. Disaat seperti itu, muncullah pengumuman telah dibuka lowongan untuk menjadi AsLab FisDas, demi memenuhi rencana awal kuliah tersebut, saya coba juga untuk mendaftar, walaupun memang tidak terlalu minat dengan Lab FisDas. Test hanya satu kali, yaitu dengan menjawab beberapa pertanyaan seperti UTS, tapi sayang ternyata hasilnya juga negatif.

Tidak menyerah sampai situ, saya berencana untuk mengikuti test Barcode tahun depan. Dan untuk semester 5 nanti berarti fokus kuliah dulu.

PERLOMBAAN

    Mendekati Uas Semeser 5, ternyata ada Lomba yang diselenggarakan oleh Lab SI, diantaranya adalah, ANSI (menganalisa sebuah sistem), APLIKASI (membuat aplikasi apa saja, boleh menggunakan Android, ataupun web dengan PHP), dan satu lagi lomba koding (disini akan diberi soal berupa tampilan output, dan pesertanya harus berlomba untuk menjadi yang tercepat dalam menmpilkan output yang sama seperti di soal yang diberikan).Dari kelas saya, kalau tidak salah terdapat sekitar 10 orang perempuan (termasuk saya) dan 1 orang laki-laki yang mengikuti lomba koding ini. 


     Di sini saya akan lebih memfokuskan pada perlombaan yang ketiga, karena saya hanya bepartisipasi dilomba ini :
  1.  Hari pertama, yaitu briefing untuk perlombaan nanti. Dalam briefing dijelaskan bahasa pemrograman yang digunakan, dan temanya. Bahasa pemrograman yang digunakan yaitu Java dan C++, dan untuk temanya yaitu Enkripsi.
  2. Hari kedua, yaitu penyaringan peserta untuk lanjut ke tahap final. Dan dari 11 orang yang lolos ke tahap final ada 2 orang, satu perempuan dan satu laki-laki.
  3. Hari ketiga adalah finalnya, dan yang masuk peserta yang masuk final ada 5 orang termasuk 2 orang teman saya. Saat pengumuman pemenang, ternyata juara 1 adalah teman saya yang laki-laki (Tegar), dan teman saya yang perempuan (Nurul) mendapat juara harapan pertama.
Siapapun pememenangnya, menurut saya yang paling berkesan adalah proses saat menjalani perlombaan ini. Yaitu, dimana kita semua (para perempuan) ke kelapa dua dan ke depok menggunakan motor, seperti konvoi saja, hahaa..

SarMag (Sarjana Magister)

Sarmag merupakan singkatan dari Sarjana Magister, yang merupakan salah satu program Universitas Gunadarma yang bertaraf Internasional. Program ini memiliki waktu belajar kurang lebih 4 tahun dan langsung mendapat 2 gelar sekaligus yaitu S1 dan S2. Program Sarmag ini bekerja sama dengan beberapa negara seperti Perancis, Cina, Korea, Uzbeckistan, Swedia, dan Belanda.Untuk masuk ke program Sarmag ini, para mahasiswa/i Universitas gunadarma harus memiliki nilai di semester 1 dan 2 dengan IPK 3.5. Bagi mahasiswa/i yang IPK-nya memenuhi, maka akan mendapat panggilan dari kampus Gunadarma.

Itu adalah sedikit penjelasan dari program Sarmag. Saya menjelaskan ini, bukan berarti saya mengikuti program Sarmag, saya hanya sempat menerima pangggilan dan mencobanya sampai tahap test psikotes, tapi saya tidak melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu interview. Sempat menyesal, tapi kalau diingat-ingat lagi, selama briefing saya selalu merasa ragu atau tidak tenang, perasaan itu terus berlangsung hingga test psikotes. Alasan yang aneh, tapi itulah saya, kalau saya tidak merasa nyaman disuatu area, maka saya ingin buru-buru meninggalkan area tersebut.

Padahal dengan mengikuti program Sarmag ini, saya bisa mewujudkan impian saya. Hmm.. tapi tidak masalah 'banyak jalan menuju Roma', yang berarti 'Masih Ada 1001 Cara Untuk Mewujudkan Impian Saya', itulah keyakinan yang masih saya pegang sampai saat ini.

Minggu, 26 Mei 2013

KA 24.. (lagi??)

Di Gunadarma untuk semester 3 atau tingkat 2, kelas akan di random lagi katanya sih berdasarkan 'IPK'. Saya tidak merasa keberatan jika dirandom, asalkan :
  • saya dan 4 teman saya lainnya tidak dipisahkan, hehee.. maklumlah teman satu genk.
  • tidak masuk kelas unggulan atau orang-orang dengan tipikal 'terlalu serius' dalam belajar.
Oia,  kelas saya saat tingkat satu yaitu 1KA24, di kelas tersebut banyak sekali masalah yang terjadi, sehingga saya membutuhkan suasana baru. Tapi dengan 2 syarat yang saya sebutkan sebelumnya, terlalu egois sih, hahaa..

Ternyata kenyataan berkata lain, setelah 2 bulan liburan, pengumuman untuk kelas baru telah ada di BAAK. Dan sebelumnya saya sudah diberitahu oleh teman kalau saya ternyata dikelas KA24 lagi, tapi sayangnya dari kita berlima, hanya 3 orang dikelas KA24 (termasuk saya), 2 orang teman saya lainnya masing-masing dikelas KA27 & KA30. Dan juga ternyata kelas KA24 adalah kelas pertama di Kalimalang, yang artinya berisi orang-orang dengan tipikal 'terlalu serius' dalam belajar. Hmm.. pikir positif, mungkin ini memang yang terbaik buat saya, jadi jalanin aja dulu.

Part Time

Ada beberapa hal yang ingin saya lakukan setelah lulus SMA, tentunya dengan beberapa kondisi. 
  1. jika diterima di Universitas Negeri, pastinya saya akan benar-benar fokus belajar untuk mengejar impian saya dan akan aktif pada sebuah organisasi tertentu yang memang sudah disediakan oleh pihak kampus.
  2. tapi, kalau memang di Universitas Swasta, saya ingin kuliah sambil kerja (part time). 
Karena saat ini, saya kuliah di Univeristas Swasta, dan tidak mau dibilang 'hanya bicara saja', maka pada tingkat 1 saya mencari-cari info tentang lowongan kerja part time. Saya ceritakan rencana ini, kepada teman-teman kelas, dan ternyata ada beberapa yang tertarik juga untuk mencari kerja part time.

Akhirnya saya dan 2 teman saya, mencari-cari lowongan kerja di MM, GIANT, BCP, BS. Kami mencoba di beberapa tempat, kalau tidak salah saya mencoba di 3 tempat, masing-masing lokasinya di MM (2 ) dan di BS (1). Dari 3 tempat yang saya coba, saya menerima panggilan untuk interview dari BS, kesimpulan yang bisa saya ambil adalah, di sana gajinya tidak seberapa dibanding dengan resiko yang nanti akan saya tanggung. Lalu saya ceritakan semua ini ke orang tua, sesuai dengan dugaan, mereka tidak megizinkan saya untuk bekerja disana.

Tidak masalah, walaupun orang tua tidak mengizinkan, lagipula setelah interview waktu itu, saya menjadi tidak tertarik. Selain itu, ini masih awal (semester 2), masih ada semester 3, 4, 5, 6, 7, 8 untuk menepati ucapan saya dan juga uang tambahan, hehe..

Selasa, 14 Mei 2013

Bandara..

Rencananya, jika ke Bandara untuk yang Pertama kalinya dan naik Pesawat untuk yang Pertama kalinya, itu memiliki tujuan ke sebuah negara yang memang sudah lama saya impikan. Tapi, ternyata tidak sesuai dengan rencana. Kedatangan saya ke Bandara untuk yang pertama kalinya adalah untuk mengucapkan salam perpisahan ke seorang Teman (perpisahan yang sementara).

Dia ini memang baru saya kenal didunia perkuliahan, tepatnya saat semester 1. Dia ini manis, cantik, banyak yang suka sama dia, khususnya kalangan cowok di kelas. Tapi, selesai UTS semester 1, tiba-tiba dia memberi kabar kalau dia tidak meneruskan kuliah lagi, dan akan mengikuti SNMPTN tahun depan, selama menunggu SNMPTN dia kembali ke Padang. Saya dan teman-teman yang lain, jelas bingung kenapa harus mendadak seperti ini?

Setelah diselidiki, ternyata dia pergi dengan sebuah alasan, yang memang tidak bisa saya ceritakan disini. Dan karena masih tidak terima dengan kepergiannya yang mendadak ini, kami mencari info jadwal keberangkatannya ke Padang, dan berencana untuk menyusulnya ke Bandara.

Sesampainya di Bandara, kami berlari-lari mencarinya, seperti sedang syuting film saja, hahaa.. Dan untungnya perjuangan kami mengejarnya sampai ke Bandara tidak sia-sia, karena kami berhasil bertemu dengannya. Dari kami berlima, hanya saya yang tidak menangis.. Tapi, jangan berpikir, kalau saya tidak punya perasaan, saya hanya percaya, kalau saat itu, bukanlah sebuah perpisahan, dan suatu saat kita pasti bertemu lagi untuk berkumpul.

Dan ternyata itu terbukti, dengan memanfaatkan teknologi yang ada, sampai saat ini kami tetap bisa berkomunikasi dan sesekali kami menyempatkan untuk berkumpul.