Kamis, 28 Juni 2012

PENGANGGURAN

“Teori Organisasi Umum 2”

Disusun Oleh: 
DYNA MARLYNA SURYANI        19110250 
KHARISTY HASANAH                 13110885 
LALITA PATHYA SUKMA              13110957   
SYAHSOZA PUJI                           16110776
TEGAR PRASETYO                     16110848


PENDAHULUAN

LATAR   BELAKANG
            Jumlah Pengangguran di Indonesia dapat dikatakan dalam persentasi yang cukup tinggi. 19,9% dalam kategori tingkat pengangguran terbuka usia muda, menempatkan bangsa Indonesia menjadi negara tertinggi penganggurannya di Asia Pasifik. Angka ini masih dalam cakupan umur 15 - 29 tahun. Belum masuk ke dalam jumlah kategori angkatan kerja ( 15 - 64 tahun ). Pada tahun 2012 ini saja sudah dipastikan angkatan kerja akan bertambah sekitar 11, 17 juta orang ( 9, 36% ). Jadi bisa dibilang bahwa akan ada kenaikan sebesar 11, 17 juta orang bila lapangan kerja tidak dapat menampung para potensi - potensi angkatan kerja ini.
            Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997 membuat kondisi ketenaga kerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun. Sehingga, setiap tahun pasti ada sisa pencari kerja yang tidak memperoleh pekerjaan dan menimbulkan jumlah pengangguran di Indonesia bertambah.  


RUMUSAN  MASALAH
        Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana keadaan pengangguran di Indonesia ?
2.      Bagaimana dampak dari pengangguran yang terus meningkat bagi perekonomian Indonesia ?
3.      Bagaimana cara mengatasi pengangguran di Indonesia ?


PERMASALAHAN
DEFINISI PENGANGGURAN 
            Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut. Selain definisi di atas masih banyak istilah arti definisi pengangguran diantaranya:
§      Menurut Sadono Sukirno
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

§      Menurut Payman J. Simanjuntak
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.

§      Berdasarkan istilah umum dari pusat dan latihan tenaga kerja
Pengangguran adalah orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang meskipun dapat dan mampu melakukan kerja.

§      Menurut Menakertrans
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.
            Secara sederhana pengangguran atau tuna karya dapat diartikan sebagai istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.



JENIS & MACAM PENGANGGURAN
Berdasarkan Jam Kerja :
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
ü  Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)
Tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

ü  Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

ü  Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Berdasarkan Penyebab Terjadinya :
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:
ü  Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

ü  Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.


ü  Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
1.      Akibat permintaan berkurang
2.      Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
3.      Akibat kebijakan pemerintah

ü  Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

ü  Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

ü  Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

ü  Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).

SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENGGANGURAN
            Pengangguran atau dengan kata lain tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
            Seorang pengamat tenaga kerja dari Serang Darlaini Nasution SE mengatakan, ada tiga faktor mendasar yang menjadi penyebab masih tingginya tingkat pengangguran di Indonesia, termasuk di provinsi Banten.
            Ketiga faktor tersebut adalah, ketidaksesuaian antara hasil yang dicapai antara pendidikan dengan lapangan kerja, ketidakseimbangan demand (permintaan) dan supply (penawaran) dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan masih rendah, kata Darlaini.
            Ia menjelaskan, lapangan pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja umumnya tidak sesuai dengan tingkat pendidikan atau ketrampilan yang dimiliki.
            “Umumnya perusahaan atau penyedia lapangan kerja membutuhkan tenaga yang siap pakai, artinya sesuai dengan pendidikan dan ketrampilannya, namun dalam kenyataan tidak banyak tenaga kerja yang siap pakai tersebut. Justru yang banyak adalah tenaga kerja yang tidak sesuai dengan job yang disediakan,” katanya.
            Penyebab lain adalah kualitas SDM itu sendiri yang tidak sesuai dengan yang diharapkan di lapangan, antara lain dikarenakan penciptaan SDM oleh perguruan tinggi yang belum memadai, atau belum mencapai standar yang ditetapkan.
            SDM yang tidak memadai ini bisa disebabkan kurikulum perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan industri, dan juga anggaran yang disediakan pemerintah untuk sektor pendidikan yang masih rendah sehingga yang dihasilkanpun tidak mencapai ‘buah’ yang maksimal.
            Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut:
1.      Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2.      Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3.      Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang.
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4.      Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia.
5.      Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.

AKIBAT PENGANGGURAN
            Setiap Negara selalu berusaha meningkatkan kemakmuran masyarakat dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang pesat. Tingkat pengangguran yang relatif tinggi tidak memungkinkan masyarakat mencapai tujuan tersebut bahkan menimbulkan dampak negatife dalam masyarakat. Dampak negatife pengagguran antara lain sebagai berikut :
  1. Tingkat Kemakmuran yang Mungkin Dicapai tidak Maksimal
Pengangguran menyebabkan pendapatan nasional yang dicapai lebih ren-dah dari pendapatan nasional potensial. Keadaan ini berarti tingkat kemakmuranmasyarakat yang dicapai lebih rendah dari tingkat kemakmuran yang mungkin dapat dicapainya.
  1.  Kehilangan Kemampuan Keterampilan
Keterampilan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan hanya dapat dipertahan-kan apabila keterampilan tersebut digunakan dalam praktik. Menganggur dalamperiode yang lama akan menyebabkan tingkat keterampilan pekerja menjadisemakin menurun.
  1. Ketidakstabilan Sosial dan Politik
Kegiatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapatmenimbulkan rasa tidak puas masyarakat kepada pemerintah. Golongan yangmemerintah semakin tidak disenangi oleh sebagian masyarakat. Berbagaituntutan dan kritik akan dilontarkan kepada pemerintah yang disertai aksi unjuk rasa, sehingga mengganggu stabilitas politik. Pengangguran juga mengakibatkankegiatan-kegiatan yang bersifat kriminal juga semakin meningkat

CARA MENGATASI PENGANGGURAN
            Dalam rangka mengaasi pengangguran, ada beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh pemerintah, antara lain sebagai berikut :
  1. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral
Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran structural.
  1. Pengelolaan Permintaan Masyarakat
Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yang melimpah.
  1. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.
Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok denganketerampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bias juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.
  1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi normal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginya tingkat perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain.
Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan tunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih suka menganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja.
Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.
  1. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.
  1. Wiraswasta
Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil


CONTOH MASALAH
PENGANGGURAN KOTA BEKASI CAPAI 147 RIBU JIWA
Senin, 30 April 2012, 10:30 WIB
            REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Jumlah pengangguran di Kota Bekasi naik setiap tahun. Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi, jumlah pengangguran di Kota Bekasi mencapai 147 ribu jiwa pada 2010 lalu.
            "Data tersebut didasarkan pada penghitungan 2010. Jumlah ini meningkat dibanding pada 2008," kata Kepala BPS Kota Bekasi, Slamet Waluyo.
            Slamet menuturkan, meningkatnya jumlah pengangguran di Bekasi karena jumlah lapangan kerja tidak sebanding dengan tenaga kerja. Akibatnya, banyak tenaga kerja yang tidak memperoleh pekerjaan. Data menyebutkan, ada 19 ribu tenaga kerja angkatan 2008 yang belum mendapat pekerjaan.
            Dijelaskan Slamet, pada 2007, angka pengangguran mencapai 41.700 jiwa. Pada 2008 angka pengangguran terbuka meningkat mencapai 137 ribu jiwa. Pada tahun ini jumlah usia kerja mencapai 1,6 juta jiwa. Sementara laju pertumbuhan penduduk tahun ini mencapai 3,4 persen dimana jumlah total penduduk Bekasi mencapai 2,3 juta jiwa.
            Pada 2009 jumlah usia kerja mencapai 1,7 juta jiwa. Jumlah pengangguran terbuka mencapai 147 ribu atau 13,93 persen dari total penduduk Bekasi. Angka ini bertahan hingga 2010.

MENAKERTRANS: JANGAN ADA LAGI SARJANA NGANGGUR
Sabtu, 21 April 2012, 17:36 WIB

            REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar mengatakan, ke depan jangan ada lagi sarjana yang menganggur. Salah satunya adalah dengan memperluas kesempatan magang di dunia usaha dan industri.
            "Ke depan jangan ada lagi sarjana yang menganggur, caranya adalah dengan memberi kesempatan magang di dunia usaha sebelum menyelesaikan kuliah. Dengan demikian ia akan mendapat pengalaman kerja sebelum benar-benar mendapatkan pekerjaan," katanya usai acara Pencanangan Gerakan Penanggulangan Pengangguran dan Job Fair di Universitas Panca Budi Medan, Sabtu (21/4).
            Ia mengatakan baru-baru ini pihaknya telah mencanangkan gerakan pemagangan nasional dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas calon tenaga kerja, serta lebih meningkatkan pelaksanaan pemagangan menjadi lebih intensif di Indonesia.
            "Pelaksanaan pemagangan merupakan langkah konkrit pelaksanaan konsep link and match, yakni memastikan dunia pendidikan dan pelatihan selaras dengan kebutuhan dunia usaha, serta memastikan lulusan pendidikan terserap di pasar kerja," katanya.
            Ia mengatakan manfaat program pemagangan dapat dirasakan oleh perusahaan, lembaga pelatihan, dan peserta magang, bahkan dapat meningkatkan kompetensi kerja yang profesional pada tingkat yang lebih tinggi dalam persaingan sumber daya manusia.
            "Program pemagangan dapat membantu tenaga kerja secara cepat agar dapat terserap di pasar kerja, karena program ini memberikan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, sekaligus menambah pengalaman kerja," katanya.
            Sementara Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho dalam kesempatan yang sama mengatakan pengangguran terbuka dewasa ini di daerah itu sudah mencapai angka 6,7 persen.
            Meski jumlahnya masih dibawah rata-rata nasional, hal itu harus tetap menjadi perhatian semua pihak, baik pemerintah daerah, maupun dunia usaha. Karena peran dunia usaha dan dunia industri sangat strategis dalam menekan angka pengangguran.
            "Peran dunia usaha sangat penting artinya dalam upaya menekan angka pengangguran, baik dalam pemagangan maupun perekrutan tenaga kerja baru," katanya.


PENUTUP

KESIMPULAN

            Penyebab pengangguran di Indonesia ialah terdapat pada masalah sumber daya manusia itu sendiri dan tentunya keterbatasan lapangan pekerjaan. Indonesia menempati urutan ke 133 dalam hal tingkat pengangguran di dunia, semakin rendah peringkatnya maka semakin banyak pulah jumlah pengangguran yang terdapat di Negara tersebut.
            Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
      
SARAN
Pengangguran juga disebabkan karena pola pikir masyarakat yang lebih banyak ingin menjadi pegawai disebuah perusahaan. Untuk mengantisipasi tingkat pengangguran yang semakin meningkat yaitu dengan mengubah pola pikir kita dari keinginan menjadi pegawai menjadi seorang pengusaha yang dapat menciptakan lapangan kerja. Dengan membuat lapangan kerja kita dapat mengurangi tingkat pengangguran. Memang untuk menjadi menciptakan lapangan kerja tidak lah mudah oleh karena itu dibutuhkan kegigihan dan kemauan yang tinggi serta keuletan. Marilah kita menciptakan lapangan kerja!


DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar